Gara-Gara Trump, Industri RI Siap-Siap Gelombang PHK?
Suarapublic.com Hai selamat membaca informasi terbaru. Pada Edisi kali Ini, Suarapublic akan menyampaikan informasi menarik dari Nasional. Artikel Yang Mengulas " GaraGara Trump Industri RI SiapSiap Gelombang PHK" Pastikan Anda mengikuti pembahasan sampai akhir.
Industri dalam negeri terancam mengalami penurunan produksi akibat berkurangnya permintaan dari konsumen, terutama dari Amerika Serikat. Hal ini berpotensi menyebabkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor.
Menteri Koordinator bidang Koordinator Airlangga Hartarto sebelumnya mengumumkan bahwa Nasional berhasil mendapatkan penundaan penerapan tarif resiprokal AS sebesar 32%. Namun, tanda-tanda pelemahan permintaan dari buyer AS sudah mulai terlihat.
Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Nasional (HIMKI), Abdul Sobur, mengungkapkan bahwa jika tidak ada langkah mitigasi yang konkret, sekitar 270 ribu tenaga kerja berpotensi kehilangan pekerjaan secara bertahap. Hal ini disampaikan pada Selasa, 15 Juli 2025, kepada CNBC Nasional.
Penurunan order sudah mulai dikeluhkan oleh anggota HIMKI di sentra produksi utama seperti Jepara, Pasuruan, Cirebon, Sukoharjo, dan sekitarnya, dengan penurunan mencapai 20-30% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kenaikan harga produk furnitur Nasional akibat tarif 32% diperkirakan akan menekan permintaan dari pasar AS. Beberapa pabrik skala kecil dan menengah sudah mulai mengurangi jam kerja, bahkan melakukan perampingan tenaga kerja untuk bertahan.
Sebagai contoh, sebuah pabrik furnitur di Kota Tangerang, Banten, yang sebelumnya memproduksi furnitur, kini beralih memproduksi peti jenazah COVID-19 dengan kapasitas 50 hingga 100 peti per hari, seperti yang terlihat pada Rabu, 3 Februari 2021, saat lonjakan kasus COVID-19 meningkatkan permintaan peti mati.
Meskipun demikian, pelaku usaha tetap optimistis dan akan mengupayakan berbagai jalur diplomasi, kolaborasi dengan kementerian terkait, dan mencari solusi bisnis bersama anggota untuk menghindari PHK massal. Salah satu caranya adalah dengan mempercepat relokasi produksi atau diversifikasi produk ke segmen yang bernilai tambah lebih tinggi dan tidak terlalu sensitif pada perang tarif, seperti produk customized, produk luxury, atau produk berbahan baku berkelanjutan.
Abdul Sobur juga mendorong kebijakan insentif di dalam negeri, seperti insentif pajak, pembiayaan murah, dan stimulus pembelian dalam negeri untuk menjaga perputaran produksi dan lapangan kerja.
Upaya negosiasi dengan US Secretariat of Commerce Howard Lutnik dan United States Representative Jamieson Greer pada 9 Juli 2025, membuahkan hasil berupa penundaan penerapan tarif. Airlangga Hartarto kembali ke AS sebagai respons terhadap pengumuman Trump yang tetap memberlakukan tarif 32% setelah negosiasi selama 90 hari sejak April 2025.
Airlangga menjelaskan bahwa Nasional diberikan waktu tiga minggu untuk melakukan negosiasi lanjutan guna menyelesaikan finalisasi proposal dan penyesuaian terhadap apa yang sudah dipertukarkan, seperti yang disampaikannya di Brussels, Belgia, pada Minggu, 13 Juli 2025.
Penyebab utama potensi PHK adalah penurunan tajam industri furnitur Nasional akibat kenaikan harga produk di pasar AS, yang diperkirakan berkisar 20-35%. Akibatnya, pesanan menurun, kapasitas produksi dikurangi, dan beban biaya tetap harus ditanggung.
✦ Tanya AI
Saat ini AI kami sedang memiliki traffic tinggi silahkan coba beberapa saat lagi.