Skandal MBG: Kepala BGN Bongkar Motif 'Liburan' di Balik Penggunaan Bahan Mentah
Suarapublic.com Hai selamat membaca informasi terbaru. Pada Edisi kali Ini, Suarapublic akan menyampaikan informasi menarik dari Nasional. Ulasan Mendetail Mengenai " Skandal MBG Kepala BGN Bongkar Motif Liburan di Balik Penggunaan Bahan Mentah" Ikuti terus penjelasannya hingga dibagian paragraf terakhir.
Pada tanggal 24 Juni 2025, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menanggapi kritik terkait Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang sempat menjadi sorotan. Hal ini menyusul temuan bahwa beberapa wilayah, khususnya di Tangerang Selatan, Banten, memasukkan bahan mentah dan makanan ringan ke dalam menu MBG.
Dadan menegaskan bahwa BGN tidak pernah mengeluarkan kebijakan penyaluran bahan baku. Program MBG, menurutnya, adalah intervensi gizi yang bertujuan memberikan makanan bergizi siap santap, bukan bahan mentah.
Menanggapi temuan di Tangerang Selatan, Dadan menjelaskan bahwa kasus tersebut hanya terjadi di satu dari 1.885 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ia meminta agar kasus ini tidak digeneralisasi, karena SPPG lainnya memahami dan menjalankan prosedur yang telah ditetapkan oleh BGN.
Dadan menduga bahwa oknum SPPG tersebut berinisiatif menyalurkan bahan baku karena sekolah memasuki masa libur. Ia menekankan bahwa kehadiran siswa di sekolah sangat penting untuk pelaksanaan MBG, mengingat program ini ditujukan untuk anak sekolah dan distribusinya dilakukan di sekolah.
Sebelumnya, foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan bahan mentah seperti beras, makanan ultra-proses, dan kudapan ringan tinggi gula masuk dalam menu MBG. Beberapa contoh makanan yang terlihat dalam foto antara lain biskuit, wafer, minuman sereal, susu UHT, telur puyuh, ikan asin, kacang tanah goreng, jeruk, pisang, dan salak.
Dadan juga menjelaskan bahwa MBG seharusnya menyediakan makanan bergizi seperti telur rebus, buah, susu, kacang, dan mungkin kue kering fortifikasi. Program ini, lanjutnya, tidak mengenal hari libur dan pengiriman dilakukan enam hari seminggu ke rumah masing-masing atau ke posyandu.
Dadan menyampaikan pernyataan ini di IPDN, Jatinangor, Sumedang, pada Selasa malam, 24 Juni 2025, seperti yang dikutip dari Antara. Sebelumnya, pada tanggal 22 Maret 2025, Dadan juga menjawab kritik soal MBG di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta.
Dadan menekankan bahwa jika ada satu SPPG yang berbeda dalam implementasi, itu berarti ada kesalahan interpretasi. Ia meyakini bahwa mayoritas SPPG memahami dan menjalankan prosedur yang dikeluarkan oleh BGN dengan benar.
Kesimpulan: BGN menegaskan komitmennya untuk menyediakan makanan bergizi siap santap melalui program MBG dan akan menindaklanjuti temuan penyimpangan di lapangan.
✦ Tanya AI
Saat ini AI kami sedang memiliki traffic tinggi silahkan coba beberapa saat lagi.