Tuan Rondahaim Saragih: Kisah Heroik 'Napoleon dari Tanah Batak' yang Menginspirasi Generasi
Suarapublic.com Hai selamat membaca informasi terbaru. Pada Edisi kali Ini, Suarapublic akan menyampaikan informasi menarik dari Nasional. Catatan Penting Tentang " Tuan Rondahaim Saragih Kisah Heroik Napoleon dari Tanah Batak yang Menginspirasi Generasi", Jangan sampai terlewat simak terus sampai selesai.
Jakarta - Semangat juang dan keberanian Tuan Rondahaim Saragih Garingging dalam mempertahankan kedaulatan Simalungun menjadikannya simbol keteguhan melawan penjajahan. Masa perjuangannya berlangsung antara 1880 hingga 1891, ketika pemerintah kolonial Belanda mulai membuka perkebunan secara sepihak di tanah Simalungun.
Pertahanan kokoh yang ia bangun membuat Belanda akhirnya mundur dan gagal menaklukkan kerajaan-kerajaan di wilayah Simalungun. Tuan Rondahaim Saragih Garingging dikenal sebagai salah satu tokoh besar asal Tanah Simalungun, Sumatera Utara yang lahir pada tahun 1828.
Tuan Rondahaim, merupakan pejuang tangguh dari Kerajaan Raya, Simalungun, Sumatera Utara (dahulu wilayah Pantai Timur Sumatera). Ia memimpin langsung pasukan dari Panei, Siantar, Silou, dan Padang, serta membangun jaringan dengan Kerajaan Padang, Asahan, Batubara, dan Bajalinggei untuk menghadang Belanda yang terus berusaha menundukkan Simalungun.
Tuan Rondahaim berhasil menjaga kedaulatan rakyatnya hingga akhir hayat pada tahun 1891, dan dimakamkan di Raya, Simalungun. Ia juga dikenal sebagai sosok yang gigih menentang penjajahan Belanda yang mencoba menguasai wilayah Simalungun. Ia memimpin perlawanan melalui strategi diplomasi serta peperangan yang cerdas, hingga dijuluki “Napoleon der Bataks” atau “Napoleon dari Tanah Batak” oleh pihak Belanda karena keberaniannya dalam taktik perang.
Penindasan, kekerasan, dan pemerkosaan terhadap rakyat mendorongnya bangkit melakukan perlawanan. Mengetahui kekuatan pasukan Belanda yang bersenjata modern, Tuan Rondahaim menyiapkan pasukannya secara matang. Dalam upayanya memperkuat pertahanan, Tuan Rondahaim juga membangun kerja sama dengan Kesultanan Lima Laras di Batubara.
Bahkan, ia menjalin komunikasi dengan para tokoh perjuangan lain seperti Tengku Muhammad dari Aceh dan Singamangaraja XII dari Bakkara, guna membentuk strategi perang bersama melawan penjajah.
Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengumumkan gelar Pahlawan Nasional kepada sejumlah tokoh di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (10/11/2025). Upacara penganugerahan ini digelar bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional. Selain Tuan Rondahaim, ada sembilan tokoh lain yang juga dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, termasuk Soeharto, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), hingga Marsinah.
Sebagai pemimpin adat sekaligus raja, Rondahaim dikenal memiliki kepedulian tinggi terhadap kemerdekaan serta martabat rakyatnya. Atas jasanya, Tuan Rondahaim Saragih kini dikenang sebagai pahlawan nasional yang menginspirasi generasi penerus untuk mencintai tanah air dan menegakkan keadilan.
Ia mendatangkan guru-guru perang dari Tanah Gayo, Alasa, dan Aceh untuk melatih tentaranya. Tuan Rondahaim Saragih ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional. Ia menjabat sebagai Raja Raya ke-14 dari Kerajaan Raya dan bergelar kehormatan “Raja Raya Namabajan,” yang bermakna raja berhati besar dan pemberani.
Ketika banyak kerajaan di sekitarnya mulai tunduk kepada kekuasaan kolonial, Rondahaim justru memilih untuk bertahan dan berjuang.
✦ Tanya AI
Saat ini AI kami sedang memiliki traffic tinggi silahkan coba beberapa saat lagi.